Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Melukai Sejarah

Diperbarui: 9 Januari 2019   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Jejak-jejak kata
berhamburan di mana-mana
pada realita yang banyak dibumbui drama
dan kata-katanya meluas seperti samudra
tak terbendung
ke dalam kegairahan merundung
;itu adalah musuh. Mari kita buat dia runtuh
lebih jatuh dari daun-daun yang luruh
 
Jejak kata lebih dalam dibanding jejak pedang
menikam hingga tulang belakang, lukanya tak lekang
menusuk hingga tulang rusuk, bekasnya membusuk
merobek hingga urat syaraf terbaik, sayatannya tercabik-cabik
;kita harus menang, menggunakan kata-kata paling tajam
semua juga tahu, kata-kata lebih garang dari panglima perang

Jejak kata lalu menjadi jejak kita
kita yang sedang menuliskan kata-kata;
mengalahkan sejarah, atau menjarah kekalahan
;sama saja, tak ada perbedaan
kita mungkin menang
tapi dengan cara-cara seorang pecundang

Jakarta, 9 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline