Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Malapetaka

Diperbarui: 9 Januari 2019   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

pagi belum pernah datang terlambat
namun saat langit menggelap dengan cepat
pintu hari seolah mampat
tersendat
tertambat pada hujan lebat
meski waktu coba menyeretnya dengan ketat

lihatlah betapa pagi ini nampak demikian muram
sama sekali bukan karena kilas balik masa silam
atau buramnya lipatan halaman masa depan
namun justru karena sedang bertegur sapa
dengan langit yang bermuram durja

hatinya pedih
diwakili mendung hitam yang merintih-rintih
menangisi anjangsana cuaca
datang bertamu dengan banyak cerita

tentang peperangan, di perpotongan an-Nafud dan Rub al-Khali
tentang kelaparan, di semenanjung besar tempat Sanaa mengubur puluhan anak kecil setiap hari
tentang kedurjanaan, di belahan dunia mana saja yang saling membunuh demi minyak bumi

di bumi yang hanya satu ini
manusia seringkali menyakiti dirinya sendiri
tanpa henti, meminta mati
bahkan sebelum lubang kuburan selesai digali

Jakarta, 9 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline