Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Sebuah Buku Masa Lalu

Diperbarui: 4 Januari 2019   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bp-guide.id

Aku ingat, pernah menawarkanmu, sebuah buku. Di dalamnya ada pengakuan, tentang musim yang berubah cerah. Bersamaan dengan terlepasnya amarah, ke segala arah. Di mana mata angin tak berlaku, yang ada hanyalah halaman demi halaman buku. Juga bab demi bab, yang diam terpaku, di ujung matamu

Aku tak ingat, apakah kau membacanya habis. Aku hanya ingat, kau melepaskan tangis, di matamu yang terkikis, oleh gerimis. Sementara aku berlalu, secepat air yang membatu, di bawah titik beku.

Sekarang aku menagihmu, untuk bercerita, ala kadarnya. Apakah kau ingat, cerita dalam buku itu, bukanlah sebuah khayalan gagal. Tapi kenyataan yang terpenggal, setelah kadaluarsanya tanggal, oleh waktu yang bertindak sebagai jagal.

Besok aku ingin, kau kembali membaca buku itu, di teras rumah. Tempat aku dulu, menawarkanmu, sebuah buku, tentang musim yang cerah, tapi kita diamuk amarah, lalu berjalan berbeda arah.

Jakarta, 4 Januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline