Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Genre "Baru" bagi Sebuah Karya Puisi

Diperbarui: 1 Januari 2019   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.mizan.com

Nyaris semua orang yang menggeluti dunia sastra tentu paham apa yang disebut genre dalam puisi. Sebuah penggolongan berdasarkan karakteristik, artistik, dan kiblat sebuah karya puisi.

Secara teoritis-normatif, puisi bisa dibagi dalam beberapa genre:

Dirujuk dari equshay, secara umum, puisi dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu puisi naratif dan puisi liris. 

Puisi naratif adalah puisi yang bercerita secara utuh; narator, tokoh, dan struktur plot di dalam puisi ini dapat diikuti dengan jelas. Puisi naratif bisa panjang, seperti epos (epik, wiracarita), bisa juga pendek.

Berlainan dengan puisi naratif, puisi liris umumnya pendek dan isinya umumnya hanya berkenaan dengan sebuah kejadian, gagasan, atau kesan tertentu.

Selain kategori-kategori besar tersebut, puisi tentu saja dapat digolongkan berdasarkan isi dan bentuknya.

Dari khazanah sastra Barat, kita mengenal elegi, syair yang berisi ratapan atau ungkapan dukacita, terutama bagi orang yang meninggal; ode, syair atau sajak yang berisi pujian bagi sesuatu atau seseorang yang diagungkan (seperti tanah air, pahlawan, peritiwa peperangan yang heroik); balada, syair yang berisi cerita rakyat yang biasanya dinyanyikan; dan sonetasajak empat belas baris yang memiliki struktur dan pola persajakan tertentu.

Tentu saja kita tidak boleh tersandera oleh pakem, aturan, atau apapun namanya yang mencegah kita untuk secara "merdeka" menulis sebuah karya puisi.

Kita bebas membuat sebuah genre "baru" atas karya puisi yang kita tuliskan. Saya sendiri memberanikan diri untuk melakukan penggolongan terhadap karya-karya puisi, berdasarkan situasi psikis penulisnya;

1. Genre Waras; puisi dituliskan dengan penuh kesadaran untuk mengirimkan pesan kedamaian, cinta atau kerinduan secara sederhana. Dengan bahasa-bahasa normatif yang normal, tidak vulgar dan cenderung menggunakan ungkapan dan gaya bahasa yang biasa.

2. Genre Gila; puisi dibuat dengan cara tidak biasa, menggunakan kata, idiom, ungkapan atau gaya bahasa yang nakal, binal, bahkan terkadang brutal. Pesan yang disampaikan umumnya adalah ketidakpuasan terhadap sesuatu. Entah itu terhadap kekuasaan, aturan atau kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline