Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Menunggu Hujan, Menunggu Kata

Diperbarui: 27 Desember 2018   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sahabatnesia.com

Sembari menunggu kedatangan hujan. Di serambi depan. Kita saling mendandani hati. Melamunkan apa yang terjadi. Bila hujan datang apakah sunyi lalu berhenti.

Di tangan kita, tergenggam pendulum cuaca, yang membolak balik hati kita, dalam kekacauan rasa.

Hujan datang! Mengetuk setiap pintu rumah dengan cara luar biasa. Melalui tempiasnya yang sederhana.

Berikutnya kita menggabungkan kedatangan hujan dengan pendulum yang kita genggam. Ke dalam satu kesatuan pengertian. Hujan, adalah pertemuan yang dirindukan. Hujan, adalah rindu yang dipertemukan.

Kita saling bertukar pandang. Memperjual belikan pertanyaan. Menantikan masing-masing jawaban. Sembari menunggu hujan pulang. Setelahnya kita bersetuju untuk saling berbincang.

Entah apa.

Karenanya, kini giliran kita menunggu kata-kata.

Jakarta, 27 Desember 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline