Dari serakan-serakan keinginan yang terhidang di atas meja makan. Terbagi dalam tatakan-tatakan yang tersusun rapi berdasarkan masing-masing harapan.
Aku mau pergi menjemput cita-cita. Aku hendak mengejar langit. di sanalah aku akan menggulai rasa pahit. Dengan bibit hujan. Juga purnama yang diawetkan.
Aku akan pergi. Berjualan mimpi. Jualan ini sedang laris-larisnya. Aku akan ambil untung sebesar-besarnya.
Aku hendak mengejar bayangan. Lalu meninggalkannya. Bayangan ini sangat menggangguku. Dia selalu menawarkan masa lalu.
Aku tak akan kemana-mana. Aku di rumah saja. Aku tidak perlu berangkat tanpa alasan. Sehingga tak lagi menunda kepulangan.
Serakan-serakan keinginan telah dihabiskan saat sarapan. Selanjutnya terserah kemauan harapan. Apakah akan ditelan, dimuntahkan, atau justru lari berkejaran.
Jakarta, 25 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H