Tulisan ini hanya dimaksudkan untuk berbagi. Tepat di jam sarapan pagi.
Sebuah tulisan yang tidak untuk mengenyangkan tentu saja. Hanya cukup untuk mengisi rongga perut sebelah kanan. Sebelah kiri? Itu jatahnya nasi.
Dari mana sebenarnya sebuah inspirasi itu hadir bagi seorang penulis? jawabannya sederhana; dari mana saja, dari apa saja, dari siapa saja. Jangan lupa juga, pada waktu yang tak pernah diduga, kapan saja.
Ada yang pernah mengatakan, tulisanmu akan menjadi kaya jika kamu rajin berkelana seperti lagunya Rhoma Irama. Itu ada benarnya. Berkelana di sini tidak harus jauh. Paling penting adalah tempat yang berbeda dari keseharian. Kamu yang biasa nongkrong di cafe atau mal, cobalah berkeliaran di pinggiran kampung atau sungai.
Tak usah mencari kampung wisata atau sungai yang jernih. Kampung yang apa adanya dan sungai yang kotor, keruh dan dipenuhi sampah pun bisa membangkitkan inspirasi. Nilai-nilai humanisme dan kepedulian terhadap lingkungan barangkali akan disentuh secara kuat di sini.
Syukur-syukur kalau kamu sempat berkelana keluar kota, ke tempat-tempat yang eksotis dan romantis. Niscaya inspirasi akan berhamburan seperti gula. Inspirasi yang manis tentunya. Kamu akan disodori banyak sekali kemungkinan untuk mendapatkan inspirasi.
Tapi ada syaratnya, jangan pernah lepaskan pandangan mata ke sekitarmu. Lupakan gawai. Simpan di tempat paling susah ditemukan dalam tas, silent mode, kalau perlu matikan saja lah sementara. Toh kamu bisa bilang ke pacarmu kalau tempat itu tak bersinyal. Nantinya.
Nah, berikutnya apa saja yang bisa membangkitkan inspirasi. Banyak! suasana hati, sebuah percakapan, sebuah penglihatan, tulisan orang. Semua bisa mendatangimu dalam bentuk inspirasi. Ada yang pernah bilang, jika kau ingin tulisanmu istimewa, pilihlah 2 suasana hati terbaik berikut ini; jatuh cinta atau patah hati.
Memang banyak benarnya. Orang yang sedang jatuh cinta dan patah hati, adrenalinnya melonjak sangat tinggi. Adrenalin yang tinggi bisa memicu kegilaan dalam menulis. Termasuk juga kualitas tulisannya. Tapi tentunya janganlah kemudian memaksakan diri untuk jatuh cinta atau patah hati. Biarkan itu terjadi secara alami. Sesuatu yang alamiah adalah trigger paling kuat untuk menulis fiksi.
Dari sebuah percakapan kamu juga bisa terinspirasi. Mungkin saja percakapan yang demikian panjang dengan seorang tokoh. Atau bisa juga hanya sebaris kalimat pendek yang mencuat dalam perbincangan yang tiba-tiba saja membuatmu menemukan kata kunci bagi sebuah puisi.
Kamu tinggal mengembangkannya secara brutal dan tak perlu berbasa basi. Basa basi hanya akan membuat tulisanmu berhenti. Di sebuah titik normatif. Dan saya yakin itu tidaklah menyenangkan.