Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Di Sebuah Pagi

Diperbarui: 25 November 2018   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di sebuah pagi
ketika purnama seolah ada di ujung tangga
aku berpegangan tangan dengan cemara
berusaha menyesap cahaya
sebanyak-banyaknya
sebelum mendung hitam
kembali menelannya dalam-dalam di tenggorokan

embun bahkan belum terbentuk
hanya kabut tipis
meruam seperti luka
dari masa silam yang belumlah terlalu lama
masih dalam kalender yang sama

sehelai daun markisa
ditakdirkan mengering di musim hujan
perlambang anomali
tak selamanya kelimpahan itu menghidupi

bau harum khas menguar di udara
entah dari mana
mungkin dari segelas kopi yang belum diberi gula
atau dari rerumputan yang kembali melahirkan anak-anaknya

di sebuah pagi
ketika purnama utuh menampakkan diri
sebait puisi menemui kata-katanya
memberikan pernyataan cinta yang paripurna

Bogor, 25 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline