Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Langit adalah Negeri Tanpa Kiasan

Diperbarui: 13 November 2018   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gumpalan bunga-bunga kapas. Dipanen matahari. Di sini. Di sebuah negeri tanpa kiasan.

Bunga-bunganya bermekaran. Disentuh udara tipis. Di atas sana. Di sebuah negeri yang selalu berterus terang.

Bunga-bunganya lalu tercerai-berai. Diburu angin yang mengutus badai. Terpencar kemana-mana. Mencari perlindungan. Jika tidak didapatkan, maka bertangisanlah mereka, dalam wujud rinai hujan.

Langit adalah negeri tanpa kiasan. Negeri yang tidak perlu penguasa untuk dinobatkan. Dengan banyak upacara atau perayaan. Negeri yang memutuskan untuk selalu mengorbankan dirinya. Kapan saja. Demi langit biru. Tanpa sedikitpun prasangka yang bisu.

Langit tak perlu majas apa-apa. Untuk menyembunyikan maksudnya apa. Juga tak perlu berperibahasa. Agar bisa menyampaikan mau sesungguhnya. Mengenai rencana musim atau cuaca. Hari ini atau esok lusa.

Kuantan Singingi, 13 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline