Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Kau Tak Perlu Ijinku

Diperbarui: 31 Oktober 2018   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tak perlu meminta ijin kepadaku. Jika kau ingin menyirami pagi dengan limpahan wangi kemangi. Cukup petikkan satu helai daunnya, seduh dalam air sehangat tatapan cahaya terhadap paginya, letakkan di meja teras, tempat kita semalam berdebat tentang aras.

aku akan menyesap sebaik-baiknya tata cara. Itu cukup dan aku tak akan banyak bicara.

aku mengijinkanmu. Menambal harapan lama yang dirobek paksa. Menjadi harapan baru yang bisa kau kenakan saat hari raya. Nanti. Ketika aku sudah selesai menabuh genderang peperangan atas matinya mimpi. Menjadikannya hidup kembali.

kau tak perlu ijinku. Apabila mau berdansa dengan kupu-kupu, di bawah teriknya waktu, yang memanggang cita-cita, sehangus roti sarapan di pagi buta, sebab saat memasaknya, tanpa penerangan pelita.

sisakan untukku. Apapun yang kau sebut impian. Kita bisa berbagi kerinduan. Sebelum bersama-sama menguburnya di bawah guyuran hujan. Itu yang dinamakan rindu tak berakhiran.

Jakarta, 31 Oktober 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline