Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Kepada Perempuan

Diperbarui: 23 Oktober 2018   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada perempuan yang pada payudaranya menyusu kota-kota besar. Maka dia adalah ibu takdir bagi ketergesaan para penghuninya. Memburu nasib. Atau diburu rasa pahit.

Kepada perempuan yang pada bibirnya bergincu amarah pantai-pantai berombak. Maka dia adalah kekasih badai yang tak cuma berhenti pada keributan anginnya. Namun juga kehancuran setelahnya. Dia adalah duka yang sesungguhnya.

Kepada perempuan yang pada sepasang matanya terletak puncak panas matahari. Maka dia adalah ketegasan. Tak peduli terhadap kemarau ataupun hujan. Bahwa musim adalah setiap peluh atau airmata yang diteteskan.

Kepada perempuan yang pada tenggorokannya tersemat nyanyian purnama. Maka dia adalah dongeng sebelum tidur. Ketika anak-anak merasakan matanya lamur. Kehilangan penglihatan atas masa kanak-kanaknya.

Kepada perempuan yang bersimpuh atas segala derita dan sukamu. Mengangkat kedua tangan dan menyerahkan doa-doa terbaik kepada Tuhan. Sambil melinangkan kerelaan yang tak punya waktu penghabisan. Maka dia adalah ibumu.

Simalungun, 23 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline