Bukan, itu sesungguhnya bukan perjanjian. Dahulu kala mungkin itulah yang disebut sumpah tak terucapkan.
Dari seekor serigala kepada purnama yang telah menjadikan dirinya hulubalang malam bagi kerajaan yang tak pernah didirikan namun berkuasa penuh atas rahasia kegelapan.
Dari seekor elang kepada udara yang mengasah sayap-sayapnya hingga bisa digunakan untuk menukik dan menjulang hanya dalam sepersekian detik untuk membuktikan siapakah yang berhak berjulukan panglima atas perburuan.
Dari setangkai bunga kepada akar-akar yang menopangnya dengan kebesaran air dan kerelaan tanah dalam sebuah pengorbanan yang tak tertuliskan dalam satupun sejarah tentang kemenangan.
Serigala mencintai purnama, lebih dari sekedar sebuah cerita mengenai saga.
Elang mencintai udara, sedahsyat akhir cerita kematian setelah kehidupan saling berlaga.
Bunga mencintai akar, setulus hati seorang ibu yang menumpahkan air susunya tanpa menyebutkan sebuah harga.
Bukan, ini bukan sekedar sumpah tak terucapkan. Ini lebih tepat jika disebut janji pada kebahagiaan.
***
Jakarta, 25 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H