Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi│Siluet Hitam Putih

Diperbarui: 25 September 2018   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Beberapa silhuet hitam putih. Bermunculan dari film lawas yang diputar ulang. Menampilkan kilasan-kilasan masa silam. Mengenang penggal demi penggal, apa saja yang telah tanggal. Dari kenangan yang beberapa kali dimakamkan, dilahirkan, lalu dikuburkan lagi untuk kemudian kembali bereinkarnasi.

Tidak mudah. Berdiri di depan layar dengan diri sendiri sedang bermimik wajah. Mengrenyit kesakitan, berpeluh kedinginan, berpelukan dengan kekosongan. Ini kilas balik tentang kuburan! Sepi dan lengang.

Adegan demi adegan begitu nyata. Jajaran batu nisan dengan nama yang sama nampak di sana. Ini benar-benar menyiksa!

Mati bisa beberapa kali. Bagi yang merasa punya beberapa hati. Dipersembahkan masing-masing untuk rembulan, langit, dan bumi.

Pada rembulan matanya dititipkan. Agar bisa melihat sejauh apa malam melakukan perjamuan. Pada saat upacara pemakaman dilangsungkan.

Pada langit jejak matinya mengangkasa. Bersisian dengan kejora. Menumbuhi ufuk dengan berbagi cahaya.

Pada bumi jenazahnya terkubur. Dengan lumpur jasadnya melebur. Bersama cacing tanah menyuapi akar-akar agar tumbuh subur.

Adegan selesai. Kisah matinya hati telah usai. Kini bangkit tanpa ragu. Bersama hatinya yang kembali baru.

Bogor, 24 September 2018  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline