Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Kisah Kematian dan Bayangan

Diperbarui: 31 Agustus 2018   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidak ada orang yang sanggup lari dari kisahnya sendiri.  Seperti bayangan yang sedikitpun tak akan bergeming meski diusir pergi.

Ini tak ubahnya dengan bayi kembar yang tak dilahirkan dari rahim yang sama. Namun selalu mengikut kemana-mana.  Hanya butuh pemisah berupa mati atau cahaya.

Saat meregang nyawa.  Kisah akan berakhir dengan sendirinya.  Ketika cahaya terpenjara dalam gelap.  Bayangan tentu segera ikut melenyap.

Karena itu tak perlu lari dari semua kisah hidup.  Percuma.  Itu hanya akan menjadi ratapan yang tak jauh artinya dari bermain peran dalam drama.

Juga tak usah menepis bayangan.  Itu sia-sia.  Biarkan dia memandu atau mengekor kemanapun langkah membawa.  Kalau kita memaksa.  Kita serupa dengan pelakon yang kehabisan suara pada dialognya, kehilangan ingatan pada setiap adegannya.

Pada kesimpulannya.  Kisah yang abadi adalah kisah dari kematian itu sendiri.  Bayangan yang tak pernah menghilang adalah cahaya yang dipantulkan oleh kelam yang pada waktunya akan selamanya berpulang.

Bogor, 31 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline