Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Runutan Frasa terhadap Peristiwa

Diperbarui: 26 Agustus 2018   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila perlu. Lumpuhkan aku dengan peluru yang berasal dari bulir airmatamu.  Aku sudah berjanji menanami halaman rumahmu dengan rumpun bambu. Supaya kau tahu bahwa sayatan sembilu tidaklah sepilu itu.

Rumpun bambu lain yang tumbuh di pinggir kali. Adalah sebaik-baiknya perisai. Bagi keruntuhan yang kusut-masai.  Menarikmu ke tengah mata badai.  Terasa landai namun sesungguhnya mampu membuat hatimu tercerai-berai.

Hati yang tercerai-berai hanya bisa dikumpulkan kembali jika kau membawa tempayan. Sekaligus juga kelak untuk menampung hujan. Kemarau masih lama. Alangkah baiknya jika kau menghalau setiap fragmen duka di kepala. Ini akan menjagamu dari nestapa yang mengada-ada.

Nestapa memang tak selalu mengada-ada. Ada kalanya nestapa adalah runutan kejadian sebenarnya. Ketika kita dengan sengaja melukai. Entah bumi entah matahari. Tapi yang pasti, salah satunya saja cukup untuk menghukum kita.  Hanya dengan sekali kedipan mata.

Kedipan mata bumi, kerlingan genit matahari, menyerupai sabetan cemeti berapi.  Terutama bila kita masih saja keras kepala.  Bersitegang dengan hitungan sempoa.  Berapa harga merawat bumi.  Berapa keuntungan memelihara matahari.

Memelihara matahari  tentulah mudah. Tumbuhkan banyak pohon dan bunga.  Langit tentu tak akan gampang terluka.  Merawat bumi tidaklah sulit.  Hindarkan bumi dari jatuh pailit.  Jangan perkenalkan tanah dan lautan dengan rasa pahit. Apalagi dengan segala bentuk rasa sakit. 

Banyak sekali runutan peristiwa yang bisa difrasa ke dalam jalinan sebab akibat. Sebab yang buruk akan melahirkan akibat teruk. Sebab sederhana berakibat semenjana. Sebab sempurna akan mengakibatkan semua hal baik-baik saja.  Kecuali jika kita menodainya dengan sengaja.  Walau cuma setitik saja.  Maka jadilah sebuah peristiwa berkoma.

Bogor, 26 Agustus 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline