Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Paradoksal Pewaris Negeri Ini

Diperbarui: 5 Agustus 2018   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sebuah pemukiman sepadat sarang rayap.  Kaki-kaki kecil berlarian.  Menembusi gang demi gang.  Seukuran emperan.  Di tangan mereka berkibaran. Kain lusuh berwarna darah dan putihnya awan.  Darah yang mengaliri teriakan mereka; merdeka! Merdeka!  Putih yang membentuk tulang pada tatapan mereka; merdeka! Merdeka!

Anak-anak itu tak berhenti berlari.  Dari mulut gang sesempit kuburan, lalu muncul di muara gang selebar selangkangan.  Tak berhenti pula mata mereka menyayat udara di depan.  Menyiratkan rasa bangga dan penghormatan tinggi kepada pahlawan.  Orang-orang yang membebaskan udara yang mereka hirup sekarang.

----

Di sebuah perumahan mewah dengan rumah-rumah seluas istana.  Tempat para pejabat, penjilat dan penjahat duduk manis di hadapan sepiring roti manis dan anggur mahal.  Menyicip setiap irisnya, menyecap setiap tetesnya, dari negeri yang mereka perdagangkan sebagai sundal.  Merah putih berkibar gagah di halaman megah.  Sebagai tanda bahwa mereka juga memperingati.  Bahwa sampai tulang sungsum negeri ini pun harus bisa dinikmati. 

Orang-orang itu tak pandai berlari.  Tapi mereka sungguh pintar bersembunyi.  Di balik meja mengkilat buatan Itali.  Di lipatan celana dan baju yang terjahit rapi.  Di aneka pewangi yang disemprotkan hampir satu jam sekali.  Di dalam lemari besi tempat mereka menyimpan segala rupa upeti. 

----

Sebuah paradoksal massal.  Bergambar mural di dinding negeri yang dijadikan tumbal.  Saat sebagian orang meneteskan airmata.  Ketika mendengar lagu Gugur Bunga.  Sebagiannya lagi tertawa cekakakan.  Waktu melihat bunga di layarnya berguguran.  Itu artinya semakin tinggi saja nilai keuntungan. Tak peduli jika pun harkat diri harus digadaikan.  Dengan harga recehan.

Jakarta, 5 Agustus 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline