Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Kejadian dan Perkara

Diperbarui: 19 Juli 2018   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepantasnyalah bila pagi murka. Keutuhan hening dipecahkan oleh suara-suara membabi buta. Dari gemeretak daun kering menimpa tanah yang retak. Hingga tubuh embun yang pecah sebelum waktunya.

Sesungguhnya kejadian telah diatur sedemikian rupa. Dalam skenario yang sudah putus perkaranya. Tiada sesiapa yang bisa mengelak, merubah dan menunda.

Seperti surya datang dengan kepala tegak. Tak usah guna pemandu berbendera. Terbit dengan pasti kecuali bila jiwa waktu telah mati.  

Seperti gerhana dan purnama. Bergantian mengasuh fase bulan. Di puncak singgasana malam. Tak perlu banyak perhitungan. Kecuali putaran bumi diputuskan berhenti.

Damai dan sengketa terjadi tiada henti. Tergantung di mana letak hati. Berdampingan dengan telaga, atau terlalu dekat sangat dengan api.

Muara Bungo, 19 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline