Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Sajak yang Ditulis karena Duri

Diperbarui: 22 Juni 2018   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak yang ditulis dari darah yang mengalir karena duri mawar.  Mewangikan setiap kata-kata yang gemetar.  Menjadikan kalimatnya terhuyung-huyung.  Melayang seolah usai menyesap bunga kecubung.  

Sajak ini ditujukan untuk para pemabuk penyuka khayalan yang limbung.

Sajak yang ditulis dari luka yang tertusuk duri rotan.  Memilih huruf-hurufnya dari beraneka macam peringatan.  Jangan macam-macam terhadap hutan.  Mereka bisa menjadi burukmu setiap malam.

Sajak ini buat para pejabat dan pembabat hutan yang hilang ingatan dan lupa daratan.

Sajak yang ditulis dari sayatan duri masa lalu.  Banyak memakai simbol sembilu.  Mungkin karena masa kini lebih mudah diingat.  Sedangkan masa lalu terkadang lebih banyak menyengat.

Sajak ini teruntuk para pelamun yang lebih sering jatuh cinta dibanding bangun karena cinta.

Sajak yang ditulis karena duri halus rumpun bambu.  Banyak menggunakan tanda tanya dan tanda seru.  Lebih banyak bertanya dan mengadu.  Atas nama kerutan di dahi dan hati tak berlampu.

Sajak ini khusus bagi para penipu yang mengatakan cahaya itu selalu dari mercusuar pelabuhan.  Lupa bahwa bulan dan kunang-kunang adalah juga penghuni malam.  

Sajak yang ditulis dari duri besi dan baja pada tiang-tiang peradaban.  Menggunakan tatanan bahasa sangat sopan.  Lebih sering mengatakan lupakan daripada membasuh terang ingatan.

Sajak ini dipersembahkan bagi orang-orang yang suka berjanji dan menyebut janji sebagai bagian dari mimpi.

Medan, 22 Juni 2018

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline