Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Kata kepada Puisi

Diperbarui: 10 Juni 2018   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau baru sadar bahwa itu adalah kehidupan, begitu terdengar tangisan pecah di dinding dan langit-langit kamar.  Tangisan pertama seorang manusia menyapa dunia.

Kau baru paham manakala itu kematian, begitu kau teringat Tuhan di ujung nafasmu yang mulai tertahan.   Mengiringi detak jantungmu yang memelan dan kemudian melenyap tanpa bisa ditahan.

Kau baru tahu bila itu adalah kekacauan, ketika kau menjumpai tatanan ditabrakkan pada kekeliruan.  Menempatkanmu berhadapan dengan ngarai dalam di hadapan dan auman mengancam di belakang.

Kau baru mengerti jika itu adalah kesunyian, waktu kau memandangi jarum jam yang bergerak tetap namun nampak menetap.  Sementara kau berdiri di tengah-tengah badai gelap.  Manusia-manusia berkerumun di sekitarmu sambil menadahkan tangan.  Menunggu hujan.

Banyak hal yang baru dipahami justru saat pikiran dihadapkan pada terbaliknya kenyataan.  Cahaya kepada gelap yang membuatnya disebut terang.  Langit kepada bumi yang menempatkannya selalu di atas.  Cinta kepada sepi yang membuatnya selalu dikenang hingga mati.

Begitu juga, kata kepada puisi yang membuat huruf-hurufnya menjadi begitu berarti.

Bogor, 10 Juni 2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline