Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Rindu dan Waktu

Diperbarui: 6 Juni 2018   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu itu. Tak ubahnya sisi tajam dari batu. Menggores kesendirian. Di setiap ketenangan sungai yang meliuk cepat menghindari jeram. Di situ tercipta buih-buih putih. Ibarat sunyi yang merintih-rintih.

Waktu itu. Persis seperti air. Selalu mengalir.  Melewati alur yang dibuatnya sendiri. Menuju muara yang lazim disebut masa.

Rindu dan waktu enggan bersekutu. Berusaha saling menghindar. Sebab saat rindu datang. Waktu lalu berubah lintang pukang.

Rindu dan waktu adalah dua sisi yang berlainan. Rindu tak mengenal waktu. Sementara waktu seringkali meniadakan rindu.

Apabila rindu dan waktu dipaksakan bergandengan tangan. Akibatnya seperti ranting dan dahan yang kekeringan. Berpatahan. Saling mematahkan.

Biarkan rindu berjalan sendiri. Menyusuri lorong-lorong yang dibuat oleh hati. Sedangkan waktu, biarlah dia menekuni angka demi angka. Seperti layaknya perhitungan matematika.

Pelalawan, 6 Juni 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline