Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Bahasa Senja kepada Malam

Diperbarui: 3 Juni 2018   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com/Jonathan Adrian

Senja terjaga. Membuka mata. Menyiapkan kata-kata; ini persembahanku satu-satunya. Bagi hari-hari yang kehausan. Kelaparan. Dan berkelindannya dendam.

Malam mencekam. Matanya terpejam. Meniupkan kusam; ini warna kebanggaanku. Untuk lelap yang rajin kau jamu. Pada rindu. Sendu. Dan bekas sayatan sembilu.

Dua fase waktu. Bertemu di bawah temaram bulan. Mengadakan perjanjian. Siapa yang lebih keliru. Dalam menerjemahkan tafsir. Pada masing-masing takdir.

Sesungguhnya senja adalah perbatasan. Antara keinginan dan harapan. Ingin menjumpai lelap. Dan berharap tidak terjatuh dalam senyap. 

Seperti bahasa hujan terhadap lautan yang menjadikannya awan. Senjapun punya bahasa yang hampir sama terhadap malam yang menjadikannya pintu gerbang.

Seperti kata-kata pucuk cemara terhadap angin yang menggerakkannya ke empat penjuru. Menyaksikan lembah yang membisu. Tapi diramaikan oleh kabut yang membawa serta haru biru.

Bogor, 2 Juni 2018 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline