Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Dia adalah Perempuan, Lelaki dan Manusia

Diperbarui: 1 Juni 2018   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhirnya dia berhenti khawatir tentang hujan.  Air sumurnya belum mengering.  Besok dia akan menimbanya untuk mandi.  Rusuh dan debu di tubuhnya sangat mengganggu.  Beberapa hari belakangan ini jalanan mengepulkan asap berlebihan. 

Dia membuka jendela agar hawa segar masuk leluasa.  Mempersilahkan segala macam wewangian berkumpul dan memanjat dinding kamar.  Menjadi semacam lukisan.  Berdampingan dengan jam yang tergantung miring.  Juga bekas lelehan air hujan yang mengering. 

Ditatanya meja di dapur dengan teratur.  Sebuah perjamuan sedang disiapkan.  Bukan untuk siapa-siapa.  Namun sebagai bukti bahwa hidangan itu selalu ada.

Dia itu seorang perempuan.  Memakai selendang yang dicetak dari daun-daun yang luruh. 

Dia itu seorang lelaki.  Mengenakan syal yang melilitkan keberanian utuh.

Dia itu mereka.  Para manusia yang masih menganggap pagi ada karena senja belum juga tiba.  Menghargainya dari kedalaman hati hingga kepundan kepala. 

Dia itu siapa saja.  Siapa-siapa yang berusaha keras berikrar tentang kilat yang menggelegar.  Adalah pertanda hujan akan turun dengan akbar.

Jakarta, 1 Juni 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline