Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Kupu-kupu Terperangkap Waktu

Diperbarui: 16 Mei 2018   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pixabay.com

Tersesat. Salah tempat. Seekor kupu-kupu terperangkap. Sayapnya terjerat kuat. Oleh waktu yang mengikat. Di simpang antara takdir kematian singkat.  Dan keinginan memperpanjang perjalanan dengan cara hebat.

Enam pagi dilaluinya dengan cara biasa. Terbang mengendarai udara lalu hinggap di bermacam bunga. Menyesap sedikit manis kemudian berlalu meninggalkan nektar yang telah diiris-iris.

Enam malam diinapinya dengan sederhana. Berdiam di ranting yang diayun angin dingin. Menemani kunang-kunang mempermainkan cahaya. Pohon tempat mereka hinggap menjadi semacam miniatur semesta.

Ini hari ketujuh. Hari terakhir yang ditentukan waktu. Bagi kupu-kupu yang hanya berusia seminggu.

Ini hari terakhir. Sebuah siklus takdir. Bagi kupu-kupu yang ikut menebarkan benih dan bulir. Kelak tumbuh dan berbunga menjadi bougenville atau anyelir.

Pekanbaru, 16 Mei 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline