Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Fragmen Sederhana yang Luar biasa

Diperbarui: 23 April 2018   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source; kolase tribunsulsel.com

Seorang lelaki tua meletakkan topinya di meja.  Hampir tersenyum bahagia.  Melihat anak perempuannya menikmati makanan siap saji.  Dengan mata berbinar seolah menemukan medali.

Seorang anak menabrakkan pandangan.  Pada kemewahan yang terhidang di hadapan.  Matanya berkata; Bapak terimakasih.  Sudah lama aku ingin menyantap rasanya seperti apa.  Tidak hanya dari iklan teve tua di balai desa.

Sebuah fragmen kehidupan lalu lalang di depan hati.  Setiap hari.  Di sudut-sudut yang tak terjangkau matahari.

Sebuah opera sederhana.  Dipentaskan dengan cara semenjana.  Oleh orang-orang biasa yang bahagia setelah berhasil menyebut nama Tuhannya.  Di ujung lidah yang tak mampu lagi berkata-kata.

Sebuah drama luar biasa.  Di panggung dunia kaca.  Memantulkan bayangan warna-warni.  Begitu wajah-wajah berseri memunculkan diri.  Terhadap kata peduli.

Lelaki tua itu berdiri.  Menghela nafas dengan kedalaman puluhan kaki.  Melihat gadis kecilnya menjilati tangan bekas sambal.  Menatap langit yang masih berusaha ditambal.  Agar kelak tidak membocorkan rahasia.  Bagaimana hidup ternyata diputar apa adanya.

Gadis kecil itu tersenyum kepada sebuah papan nama.  Berbisik lirih tanpa suara.  Menggumamkan kata tanpa nada; aku sudah tahu rasamu seperti apa.

Jakarta, 22 April 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline