Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Tentang Angsa dan Kedamaian

Diperbarui: 16 April 2018   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: nc.audubon.org

Sekumpulan angsa merenangi kesunyian. Di sebuah telaga yang jauh dari hiruk pikuk. Bulu-bulu halusnya berkilau ditempa matahari yang datang dengan kikuk. Memantulkan beberapa janji kedamaian. Ini bumi semakin lama jatuh dalam kegerahan.

Angsa-angsa berwarna putih dicat oleh birunya langit. Perpaduan ajaib dua warna yang sama-sama melambangkan suasana terang namun teduh. Siap menenggelamkan rusuh kapanpun hendak luruh.

Puisi yang ditulis karena angsa bukan puisi seadanya. Selalu dinyawai air yang tersibak pelan. Bukan gelombang maha dahsyat yang menghancurkan. Sekalipun angsanya tersesat di lautan.

Kisah tentang angsa untuk anak-anak yang sukar tidur. Seperti membuka rahasia bagaimana mengipasi kerumunan gelisah hingga berubah indah. Anak-anak itu akan terjatuh lelap. Tak peduli malam menautkan cerita seram tentang gelap.

Angsa-angsa itu penyelamat keinginan. Bagi hati berduri yang terus saja ditajamkan belati. Menjadi setumpul tunggul angsana yang berusaha bersemi kembali. Setelah cipratan air telaga sampai ke tempatnya berdiri dan nyaris mati.

Bicara tentang angsa-angsa. Tak ubahnya doa-doa. Beterbangan menyeberangi angkasa. Hingga sampai dimana Tuhannya berada.

Jakarta, 16 April 2018

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline