Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Alang-alangnya Membatu

Diperbarui: 10 Maret 2018   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kerepotan aku harus meyakinkan api.  Begitu dia tahu aku telah mencuri dengar percakapan alang-alang yang hendak membakar dirinya sendiri.  Kesepian tanpa teman katanya.  Yang ada hanya alang-alang dan alang-alang. 

Tak ada yang mau bertumbuh di sini.  Di padang tandus yang haus.  Hanya alang-alang yang sanggup bertahan.  Jangankan meranti, rumput teki pun pasti mati.

Kesulitan aku menjelaskan pada air.  Padamkan nanti jika alang-alangnya sudah menjadi abu.  Jangan sampai ladang dan hutan ikut terbakar.  Airnya enggan.  Untuk apa aku menurunkan hujan kalau hanya untuk perbuatan melawan takdir Tuhan.

Tak urung hujan datang bergulung-gulung.  Menyiram sekeras-kerasnya.  Sisa alang-alangnya membatu.  Kelak akan meraja lagi jika padang itu tetap dibiarkan membisu.

Bogor, 10 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline