Kenapa harus ricuh pada sebuah cadar muka. Sedang gunung pun tak gaduh ketika mengenakan cadar melalui kabut-kabutnya.
Kenapa mesti gelisah saat orang memutuskan untuk menutupi wajah. Sedang ngarai dan lembah saja tak gundah manakala menutupi muka dengan kelebatan pepohonannya.
Kenapa mesti melumpuhkan keinginan hati yang merdeka. Sedang seekor lebah pun bebas menancapkan sengatnya saat sarangnya diserbu tawon raja.
Itu adalah pilihan sederhana. Bukan kerumitan yang bisa menimbulkan peperangan. Bukan pula tumpukan labirin yang bisa membuat orang tersesat jalan. Biarkan saja.
Kalau kau tak mau melihat orang bercadar muka. Tutuplah seluruh bulatan mata. Kau akan dilindungi kegelapan jura. Kau tak akan ditumpahi prasangka. Dalam pikiranmu yang lebih banyak dihuni tuba.
Jakarta, 7 Maret 2018