Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi │ Menambal Udara

Diperbarui: 22 Februari 2018   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: oppps.ru

Begini jika udara ditambal menggunakan nafas yang tak kentara.  Dari orang-orang pinggiran yang nasibnya ada di ujung keranda.  Disapu banjir atau terkena penyakit lendir.

Luas makam untuk orang-orang ini harus dikali tiga.  Jika dibandingkan jumlah matinya para pembesar atau orang-orang kaya.  Jangan sampai kuburan pun menjadi susun. Berhimpitan, berdesakan dalam satu himpunan tulang-tulang.

Berita kematian.  Di negeri yang disebut negeri para pemburu surga.  Tak berlonceng.  Senyap.  Lenyap dalam sekejap.

Bukan karena mati oleh sebab dipteri dan kurang gizi tak lagi penting untuk menjadi berita.  Namun karena pertengkaran ternyata lebih memenuhi halaman koran dan layar kaca. 

Jakarta, 22 Februari 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline