Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Lebih Baik Jika Daripada

Diperbarui: 19 Februari 2018   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Daripada jauh-jauh melamunkan air sungai yang keruh.  Lebih baik aku menatap matamu yang sedang luruh.  Menatap helai kemuning yang terjatuh.  Disentuh lirih angin yang mengaduh.

Daripada menuntut punggung gunung yang mengeriput.  Lebih baik aku menghindari kabut.  Bersembunyi di tingginya rumput.  Agar tak terlalu lama aku terhanyut dalam luput.

Daripada terbuai dalam romantika drama yang dipentaskan Rama dan Shinta.  Lebih baik aku mengeja sebuah nama.  Menulisnya dalam jajaran kata.  Dilengkapi irama yang merajah rima.

Daripada termenung seperti daun pepaya dihantui tenung.  Lebih baik aku mengurung semua letih di antara derai cemara yang murung.  Ingat pada senyumanmu yang lupa kau sematkan pada saat malam belum juga rampung.

Daripada meragukan cinta akar kepada tanah yang setia memeluknya.  Lebih baik aku mempercayakan cinta kepada perempuan yang telah menabrakkan mata di pantai yang terluka oleh angin tenggara.  Kala ikan rawa berkejaran dengan seekor pemangsa yang entah darimana datangnya.

Daripada melamunkan sunyi yang lama kelamaan berapi.  Lebih baik aku menanti sepotong senja tergelincir mati.  Itu berarti aku memerlukan kau ada di sini untuk bersama menuliskan puisi.

Jakarta, 19 Februari 2018

  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline