Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Indah yang Sempurna

Diperbarui: 3 Februari 2018   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Indah yang sempurna adalah ketika senja berwarna sama dengan mata merebak seorang dara yang menangis bahagia melihat gerimis berjatuhan di depan teras rumahnya.  Bunga-bunga yang ditanam sudah hampir melayu sejadi-jadinya.

Indah yang sempurna adalah saat cahaya bulan berjatuhan di sela-sela gerbong kereta rongsok yang kesepian setelah puluhan tahun menjalan kewajiban.  Gerbong itu berkilauan laksana disepuh menggunakan emas semurni-murninya.

Indah yang sempurna adalah waktu matahari pagi menabur kehangatan di permukaan bumi.  Memantulkan perhatian sesungguhnya tanpa ada tawar menawar harga atau jual beli yang menyesaki hati.

Indah yang sempurna adalah ketika keping uang logam luruh dari tangan para pengasih yang melewati seorang tua buta yang tertunduk menatap mangkok kosong di depannya tanpa bisa melihatnya.

Indah yang sempurna adalah saat suara lantunan kanak-kanak mengaji di mesjid yang sepi.  menitipkan suaranya bersama udara yang bergerak lambat sebab ikut menikmati bagaimana suara itu membuat hari dimulai dengan bersihnya hati.

Indah yang sempurna adalah waktu kau menatapku malu-malu di pantai yang berbatu.  Lalu sengaja menyembunyikan senyuman terkasih di dalam pasir yang terbasuh.  Tempat kelak penyu-penyu menutupi telur mereka yang rapuh.

Bogor, 3 Februari 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline