Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Tersesat di Bekas Rimba

Diperbarui: 24 Januari 2018   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rimbun tajuk yang sama membuatku tersesat.  Tak ada tanda di mana wajah utara berada.  Semuanya nampak sama.  Tak ada jejak mata angin di udara yang dimampatkan cahaya. 

Seharusnya tidak seperti ini.  Jika ada suara Siamang terdengar memberi aba-aba.  Itu artinya pagi mulai merangkaki hari.  Lalu Siamangnya sekarang kemana?  Kalau ada jeritan Kareriang merobek ketenangan.  Itu artinya senja sudah terbit di ujung mata.  Namun Kareriangnya sekarang kemana?

Kelihatannya bumi memang semakin sepi.  Banyak penghuni pergi melarikan diri.  Ke tempat-tempat yang belum lagi dilukai. 

Suara-suara imitasi dari pengeras suara, tak mampu sedikitpun menggantikan lengkingan dari pita suara.  Kita mulai merindukan mereka. 

Sampit, 23 Januari 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline