Untuk kesekian kali. Aku memanggilmu datang kesini. Di sebelahku yang sedang memilin jerami. Di ujung pematang sawah yang sedang diairi oleh para petani di desa yang sepi.
Udara pagi sangat menjanjikan untuk dihirup dalam-dalam. Di situ ada semangat untuk mematahkan mitos kegelapan. Supaya harimu tidak dikuasai lagi oleh kelam. Akibat dari kecurigaanmu terhadap sengketa yang ditimbulkan oleh kepahitan.
Sekarang tiba masanya untuk menabur benih sisa kunyahan Kasuari. Di kebun yang kita bangun dengan ketulusan hati. Kelak kita akan memanen seribu kebaikan. Dari seribu kebajikan yang tidak perlu diperjualbelikan.
Kita akan terpesona betapa dari sebuah mimpi yang sederhana. Lahir sebuah cinta yang meraksasa. Atas nama kehilangan yang kemudian ditemukan. Saat dunia berterus terang kepada kita dan kita baru menyadarinya.
Bogor, 14 Januari 2018