Dari hati para pecinta dinihari. Menyiarkan kabar tentang cahaya gemerlapan. Wajah-wajah tersirami air pancuran. Memeluk hening sekuat pantai mencengkeram angin. Memandang ke arahNYA yang tak bisa dilihat. Namun memiliki mata ribuan kali terang matahari.
Sesungguhnya gelap itu menanam cahaya. Bukan kunang-kunang dan bukan pula purnama. Cahaya itu bersumber dari jiwa-jiwa yang berkeliaran. Menyalakan persembahan bagi Yang Menciptakan batu dan ranting kering. Diadu oleh gesekan berkali-kali. Jadilah api.
Tidak benar istilah menanam angin akan menuai badai. Menanam angin akan menuai cahaya. Karena angin akan menyisir setiap laut untuk mencari mutiara. Sumber cahaya lain untuk menyudahi kegelapan. Karena itu jangan pernah takut pada pekat. Selama kau menggenggam erat tangan malaikat.
Jakarta, 9 Oktober 2017