Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Tujuh Bintang

Diperbarui: 25 Agustus 2017   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hanya ada tujuh bintang

Itupun berpencaran

Menyudut masing masing

Mengambil tempat sesuai garis

Bintang pertama meneteskan airmata; kesepian

Terlalu lama aku mencintai malam.  Ijinkan aku bercanda dengan siang.

Bintang kedua menyahut tanpa sedikitpun belas kasihan; nadanya kejam

Kau peratap yang merasa malang!  Buat apa airmata untuk hal yang sia sia?

Bintang ketiga menutupi muka tak sanggup melihat pertengkaran; julukannya adalah sang pengiba

Berhentilah.  Bukankah lebih baik jika kita menikmati apapun yang disajikan bumi?

Bintang keempat menatap tanpa mengerjap lalu diam namun sempat menggumam; lirih dan mencekam

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline