Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Menggenggam Kenangan Sekuat Senja

Diperbarui: 17 Agustus 2017   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendatangi senja.  Seorang lelaki yang merasa dirinya adalah penyendiri, hendak mengadukan sunyi. 

Lelaki itu tak pernah melepaskan genggaman tangan.  Pada sebuah artefak yang sering disebut kenangan. 

Warna senja mulai terlihat.  Lelaki itu buru-buru memasukkan semua aduan ke dalam saku.  Sebentar lagi adalah saatnya.  Bercerita panjang lebar mengenai cinta.

Muka lelaki itu memucat.  Senja terlihat tak enak hati.  Wajahnya sedikit menghitam dan terdengar suara lirih geraman.   Lelaki itu maju mundur seperti burung tekukur.  Terpeselet malam dan akhirnya tersungkur.

Kenangan dalam genggaman berhamburan.  Terpental ke delapan penjuru bumi.  Lelaki itu hanya bisa berharap satu hal dengan sangat. Kenangannya akan cinta jatuh ke pantai terdekat.  Tempatnya dulu menuliskan rawa yang pekat.

Jakarta, 17 Agustus 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline