Neng, aku membawakanmu oleh oleh. Sepotong rencana yang sudah dimasak oleh masa. Bukan lampau, karena lampau lebih mirip dangau. Bukan kini, karena kini terlalu cepat berlalu. Tapi depan, dimana harapan terpancangkan.
Persiapkan anak panah dan gendewa. Bidiklah dengan dua mata terbuka. Kamu sudah berlatih melihat melalui jendela. Bagaimana senja bersicepat menurunkan alisnya.
Seumpama kamu memerlukan kuda. Tunggangilah secepat angin. Jika tidak, surai surainya akan cepat mendingin. Jangan cambuk perutnya gunakan tumit. Lebih baik jika kau bisikkan kata kata berpamit.
Jangan takut meleset. Selama yakinmu tidak terpeleset. Aku menunggumu di sana. Bersama mimpi yang sudah aku beri pelana.
Bogor, 20 Juli 2017