Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Luluh Lantak di Gunung Salak

Diperbarui: 26 Juni 2017   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gunung salak terlihat dari sini. Menyendiri. Tapi tidak sendiri. Ditemani oleh halimun memekati pinggang hingga muka. Lutut dan kakinya digeletaki petak petak rumah dan kebun kebun sumringah. Ini lebaran, ujarnya bungah.

Dulu aku pernah memikirkanmu pas di pinggang itu. Menitipkan senyummu pada Manilkara kauki yang banyak terdapat di sana. Lalu memindahkannya dalam hati saat menuruni lerengnya menuju kota.

Aku pernah menuliskan di bawah atap serambi gunung salak ketika itu. Menyengaja waktu mencuri hatimu. Lalu menjumpaimu untuk tidak katakan apa apa. Padahal gunung salak kirimkan salam berjuta juta.

Kini aku memandanginya lagi. Untuk ingat pada lupaku kembali. Pada mimpi yang tak sengaja terjeruji.

Bogor, 26 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline