Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Mengingat Harum Melati

Diperbarui: 25 Juni 2017   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sedang menggarami tandus.  Gurun tundra di jantung tanaman kaktus.  Setelah menempuh perjalanan beribu peluh.  Bersama sunyi yang mengaku gaduh.

Aku menawan tamak di simpang ke seratus.  Aku mengawan pasrah di hulu pematang meratus.  Waktu tanah menggeliatkan lumpur yang luluh. Ketika air mendidihkan jeram yang patuh.

Sebenarnya tidak satupun keringat hilang pupus.  Masih banyak embun bersedia menggantikan hujan yang berhenti berhembus.  Mengingatkan bahwa harum Melati sudah berlabuh.  Kobarkan nyala api semangat yang hampir lumpuh.

Bogor, 25 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline