Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Pelajaran

Diperbarui: 6 Juni 2017   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adzan magrib sore ini. Tuhan memperkenalkan padaku. seorang ibu menggendong anaknya sambil mendorong gerobak dagangan. Sedang suaminya mendorong gerobak lain di depan. Di tengah tengah kemacetan. Yang mendirikan bulu roma. Menggelapkan hati dan memanaskan kepala.

Aku jadi merinding. Membayangkan bocah kecil itu aku. Ibu itu adalah ibuku. Membelah kerumunan para hulubalang dan panglima. Yang sedang berbuka dalam mobil mobil nyamannya.

Arti sebuah perjuangan. Mudah saja kita temukan. Ketika kita menujukan mata. Pada sekeliling kita. Bukan pada dashboard dan meluncurnya serapah memaki lalu lintas yang berhenti.

Dunia terlihat seperti tak adil. Padahal si ibu dengan tenangnya mencoba mendinginkan si kecil. Sambil tetap tersenyum lebar. Allah tetap Maha Besar. Begitu katanya sabar.

Aku membanting keangkuhan ke selokan. Biarlah larut bersama comberan. Ibu itu mengajarkan bagaimana sederhananya kehidupan. Betapa dekatnya rasa syukur berkelimpahan.

Jakarta, 6 Juni 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline