Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Ingin Memungut Sesal yang Terbuang di Dermaga

Diperbarui: 29 Mei 2017   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menunggu berbuka di tepi pantai terbuka.  Sambil memindahkan haus kepada air laut.  Melemparkan lapar pada sekumpulan camar.  Menyaksikan hilir mudik kecomang belang belang yang terseduh tumpahan minyak kapal.

Beginilah jika sedang kesepian.  Bahkan suara jerit lirih rumput laut yang terdampar, serasa ledakan di telinga.  Bahkan tiang tiang tua dermaga lama, ditabrak lembut oleh buih gelombang pekat, serasa Hiroshima sedang mendekat.

Beginilah jika sedang dihancurkan penyesalan.  Seperti sebatang papan lapuk yang terjatuh, karena kaki kecil sedang berlarian mengejar ikan terbang.  Lalu tercebur ke air.  Terbawa gelombang hingga pulau tak bertuan.  Menunggu saat saat air asin. Menggaraminya lagi dengan cinta.

Batam, 29 Mei 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline