Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Rindu Itu Tergelincir Bersama Senja

Diperbarui: 28 Mei 2017   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kataku pada malam; tutup rapat rapat tiraimu.  Aku tak mau rinduku meniti kegelapan bersamamu.  Malam menoleh. Menatap geram langsung ke mataku.  Katanya; gelap bukan berarti bisa menutupi rindu. Kau bodoh.  Sebodoh kira kiramu yang melukis di atas air.  Sebodoh angan anganmu yang menulisi udara.

Aku memandang senja.  Minta pertolongan.  Kataku; aku titip rinduku bersamamu. Simpankan hingga kau datang lagi esok hari.  Aku ingin berbuka bersamanya.  Senja tersenyum; Saat bedug magrib tiba.  Aku akan membawanya serta.  Basahi tenggorokanmu yang kering bersamanya.  Agar kelelahan hanya menjadi kain lap yang sengaja kau lupa.

Akhirnya.  Aku memilih rinduku tergelincir bersama senja.  Bukan diembuni pagi. Atau dihangatkan malam.  Begitu saja.

Batam, 28 Mei 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline