Awalnya aku bertanya kepada Pak Lurah,” Ada yang bisa antar saya masuk hutan Alas Purwo Pak? Saya sedang melakukan penelitian. Saya akan bayar dengan pantas.”
Pak Lurah mengrenyitkan dahinya yang menghitam karena rajin sholat.
“Tepatnya dimana anak mau diantar?” kata katanya sangat lirih. Seperti takut dibawa angin dan dilaporkan kepada seseorang atau sesuatu.
“Dimana saja Pak. Yang penting di tempat yang ada tumbuh Anggrek Bulan. Saya sedang menyelesaikan skripsi saya. Obyek penelitiannya adalah Anggrek Bulan.”
Pak Lurah mengangguk mengerti. Tapi tunggu dulu! Anggrek Bulan? Aku harus cek dulu penanggalan. Ini bulan apa dan tanggal berapa. Batin Pak Lurah langsung berkeriutan seperti gerbong kereta yang mau lepas saat laju lajunya kereta.
Pak Lurah mengambil penanggalan jawa. Matanya sebentar terkejut sebentar terpana. Menggeleng gelengkan kepala lalu bertanya,
“Anak, bisakah waktunya diundur ke bulan depan atau bulan lainnya?”
Aku tergagap tak bisa menjawab. Sepertinya aku tahu karena apa.
----
Kami menempuh perjalanan dengan berjalan kaki setelah naik mobil dan dilanjutkan motor. Menurut Pak Karyo, orang yang akhirnya bersedia mendampingiku, Jalan kaki akan ditempuh selama kurang lebih 4 jam. Huuffftt, cukup lumayan bagiku yang bukan pencinta alam.
Jalan yang harus dilalui berliku tajam. Naik turun tidak beraturan. Nafas yang tersisa dariku hanya sepenggal sepenggal. Aku lihat Pak Karyo sama sekali tidak ngos ngosan. Keringatku mengalir seperti air bah. Sementara Pak Karyo hanya terlihat sedikit basah di bagian punggungnya.