Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Salam untuk Tuhan

Diperbarui: 28 April 2017   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari tubuhku yang berlumuran debu.
Dari batinku yang dipenuhi lelehan sembilu.
Dari hatiku yang diacak acak amarah.
Dari jiwaku yang dikerumuni gelisah.
Dari langkah kakiku yang terseok seok tanpa arah.
Dari pandangan mataku yang berjumpalitan pada semua yang meriah.
Dari ringannya mulutku yang mudah berucap buruk dan menyumpah.

Salamkan bahwa aku mengadu.
Sampaikan bahwa aku adalah hamba yang sungguh terlalu.
MelupakanNYA ketika merasa bahagia.
MengutukNYA kala ditindih sengsara.
MengabaikanNYA waktu beriang gembira.
MencelaNYA saat dihantam cedera.

Sampaikan bahwa aku sesungguhnya rindu.
Untuk bersimpuh di atas lututku dan menyebut namaMU.
Sampaikan bahwa aku sebenarnya cinta.
Untuk melolong panjang di tengah malam dan mengaku berdosa.

Salam untuk Tuhan.
Dariku yang terjahit dari benang ketidaktahuan dan kebodohan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline