Seperempat Cinta Untuk Jakarta
Seperempat saja untuk Jakarta. Rasa cinta dari para penduduknya. Kota ini adalah kuburan yang seram. Bagi jiwa jiwa bukan petualang.
Jakarta bisa disebut sebagai kubangan tempat jutaan lelah terhumbalang. Kota ini adalah algojo yang disiapkan oleh Tuhan dengan cambuk cambuk berduri. Tajam sisi sisinya adalah semua belati yang diasah dengan menggunakan lelehan bisa. Sangat beracun. Sangat berbahaya. Bisa melemparkan sauh yang bernama malapetaka.
Seperti saat ini. Mendung hitam sedang berpawai memamerkan kuasanya yang cukup ngeri. Sementara hari sudah akan mulai berkabung. Hitam dan gelap layaknya sedang terjadi upacara pemakaman. Bagi rintih memilukan yang terdengar di pinggiran kali. Ketika lumpur berair mulai memanjat naik ke tepian. Bersiap melakukan pawai menyaingi awan.
Hujan yang menghamburkan deras dan gerimis sejak tadi. Belum juga mau berhenti. Tubuh tubuh kecilnya berkali kali menyentuh bumi. Memberikan basah yang membelasah tanah. Terpental kembali saat menerpa beton dan aspal kelam. Terpecah belah menjadi bagian sangat kecil, memberikan isyarat harapannya yang juga makin mengecil.
Hujan ini bukan hujan dinihari. Saat dimana mimpi bisa melupakan dahsyatnya hari.
Seperempat cinta untuk Jakarta. Kembali terkurangi setengahnya.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H