Lihat ke Halaman Asli

Memudarnya Sikap Gotong royong di Era Globalisasi

Diperbarui: 1 November 2016   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Gotong-royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Kata ini berasal dari gotong “bekerja”, royong “ bersama-sama dengan musyawarah, pantun, pancasila,hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan. Gotong royong adalah saripati Pancasila yakni sila ke lima. Gotong royong pulalah yang menjadi ciri khas Negara Indonesia ini.

Jika kita berbicara masa lalu, mudah sekali menemukan budaya gotong royong dalam berbagai bentuk. Mulai dari kerja bakti yang sering dilakukan masyarakat setiap hari minggu hingga budaya gotong royong antar sesame umat beragama. Di era globalisasi ini budaya gotong royong harus terus dijaga dan diamalkan karena tidak semua globalisasi menguntungkan, karena pengaruh globalisasi itu sendiri biasanya menciptakan terbentuknya manusia modern yang menumbuhkan sikap indivudualistik dan akan menggeser kegotong-royongan.

Meskipun saat ini sudah terjadi perubahan yang sangat dahsyat dengan munculnya sifat-sifat individualistic karena pengaruh budaya barat, maka kita perlu mengantisipasi agar kerukunan hidup gotong-royong dan saling menghargai sesama tetap terjaga. Pengembangan partisipasi masyarakat adalah suatu bentuk aktivasi masyarakat yang timbul sebagai konsekuensi logis dari adanya kesadaran akan tanggung jawab terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan dirinya sendiri. Partisipasi masyarakat bisa tumbuh dengan baik apabila dikaitkan dengan dengan proses pemberdayaan keluarga melalui pos-pos pemberdayaan keluarga atau pos daya. Dalam pemberdayaan biasanya mengambil asumsi bahwa seseorang ataumasyarakat telah mempunyai pengetahuan dan sikap dasar tentang masalah yang ingin dijadikan target, dalam hal ini peningkatan mutu keluarga, penduduk, khususnya perempuan. Dalam era globalisasi dan moderenisasi seperti sekarang ini, posdaya diyakini sebagai solusi dan ujung tombak dalam mendorong partisipasi keluarga dan masyarakat. Sehingga, mampu meningkatkan kebersamaan, kepedulian dan menghidupkan kembali budaya gotong-royong.

Maka dari itu kita perlu berbenah diri dan meninjau kembali, apakah pengaruh globalisasi ini menguntungkan rakyat secara keseluruhan atau hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menikmati dan mendapatkan keuntungan pengaruh tersebut.

Semangat gotong royong ini bisa tumbuh dengan beberapa cara yang salah satunya adalah menghidupkan kembali semangat kebersamaan dalam komunitas bersama yaitu organisasi. Dengan berorganisasi maka seseorang akan mendapat banyak keuntungan seperti memliki keterampilan tertentu dan juga mendapat banyak teman. Selain itu gotong royong dapat mempercepat dalam melakukan suatu pekerjaan. Selain itu banyak manfaat yang dapat diambil dalam gotong royong diantaranya adalah menumbuhkan rasa solidaritas antar warga akan terjalin dengan baik, menumbuhkan sikap kebersamaan, meringankan beban pekerjaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline