Walaupun sudah hampir empat tahun memelihara kucing di rumah, yang tetap jadi misteri buat saya, adalah, apa sebenarnya yang ada dalam pikiran kucing-kucing ini.
Karena setiap hari bertemu dan melihat kucing kucing ini beraktivitas di sekitar rumah, dan cukup tingginya interaksi dengan mereka, saya sudah mulai memahami pola dan kebiasaan mereka. Namun, tetap tidak paham sepenuhnya.
Berbeda dengan anjing, kalau dengan kucing saya merasa tidak pernah benar-benar connect. Tetap ada ketidaknyambungan. Hehehe, jangan serius serius amat bacanya..
Sering tidak tertebak apa maunya dan sering ada kejutan. Biasanya tidur di sofa, pada jam segini, eh sekarang malah loncat ke atas lemari. Atau tiba-tiba nggak nongol-nongol sampai jam 12 malam. Tidak ada pola.
Kalau sering dibilang kemampuan intelegensi seekor kucing sama dengan anak umur dua tahun, ada benarnya, tapi tidak sepenuhnya. Jurusannya agak berbeda, agak laen kalau yang ini.
Yang lumayan sering saya lakukan dan sedikit saya yakini adalah melakukan komunikasi dengan kucing dengan saling menatap, beberapa saat, dan kemudian mengedipkan mata dengan pelan.
Blinking slowly. Maka si kucing pun akan membalas dengan mengedip perlahan. Katanya ini adalah tanda cinta. Bisa jadi benar. Tapi bisa juga, mengedip karena sudah mulai bosan, pandang-pandangan.
Benar kata teman saya, pandemi Covid 19 dan masa karantinanya membuat perubahan drastis dalam pola kerja selama periode 2020-2022, membuat kita berlama-lama di rumah, tidak pernah keluar dan memulai hobi baru, pelihara kucing.
Memulai hobi ini nggak susah-susah amat. Tidak memerlukan usaha keras untuk mendapatkan kucing. Kucing ada di mana-mana, kucing kompleks.