Lihat ke Halaman Asli

Millentian Noor

freshgraduate

Perspektif Cybernatic: Webinar JCC "Communication Challenges in Post-Pandemic"

Diperbarui: 24 Maret 2021   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada Kamis (18/03/2021) Jogjakarta Communication Conference (JCC) diselenggarakan via zoom meeting dan live streaming Youtube melalui channel Youtube UAD. JCC adalah sebuah konferensi akademik di bidang ilmu komunikasi. Konferensi ini adalah acara tahunan dari konferensi akademik komunikasi. JCC tahun ini adalah yang ketiga kalinya. Tema yang akan dibahas pada JCC tahun ini adalah Communication Challenges In Post-Pandemic. Dan akan dihadiri oleh pembicara dari berbagai negara seperti Prof. Xi Zhuang (Nanjing Normal University, China), Dr. GM Naido (Universty of Zululand, Afrika Selatan), Dr. Andy Fuller (Uterch University, Belanda), Chi Wang, Ph.D (Matej Bei University in Banska Bystrica, Slovakia), Prof. Hermin Indah Wahyuni (Universitas Gajah Mada, Indonesia) dan Taufiqur Rahman, Ph.D (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). JCC ini adalah kolaborasi dari Program studi Ilmu komunikasi Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Konferensi ini juga didukung oleh Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiya-‘Aisyiyah (APIK PTMA), Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Korwil Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Konferensi ini memiliki kontribusi yang luar biasa terhadap bidang ilmu komunikasi karena dengan diselengarakannya konferensi ini dapat memberikan kesempatan kepada para peniliti ilmuwan akademisi, para industri, dan juga para praktik yang menangani pandemi ini. selain itu pada konferensi ini pun akan mendapatkan berbagai ide dan pengalaman dari orang yang ahli dalam menangani pandemi ini.” Kata Nizam Assani, selaku Dekan dari Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan.

Seperti yang kita tau  pandemi COVID-19 yang telah menjangkiti diseluruh berbagai negara ini memiliki dampak dari berbagai aspek kehidupan. Tidak terkecuali di Indonesia, mulai dari ekonomi, kepemerintahan, bahkan juga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring yang kemudian berakibat mengubah pola komunikasi yang terjadi.

Menurut Prof Xi Zhuang di masa pandemi ini televisi menjadi sumber informasi. Sekitar 70,9 persen lansia menerima informasi dari televisi. Sedangkan 74,8 persen orang tua menerima informasi dari aplikasi WeChat yang biasa digunakan oleh masyarakat China. Sedangkan di Indonesia aplikasi yang serupa adalah Whatsapp yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam membagikan berbagai informasi.

Pada masa pandemi sekarang ini masyarakat di tuntut untuk bisa beradaptasi dengan situasi yang baru karena kasus Covid 19 yang tidak dapat dipastikan kapan akan berakhirnya. pada konferensi JCC kemarin Prof. Hermin Indah Wahyuni menjelaskan mengenai perspektif Cybernetic sebagai bisnis untuk social sistem. Salah seorang tokoh dari Jerman memiliki suatu teori yang dinamakan teori sistem nicos luma. Pada teori ini dijelaskan bahwa komunikasi adalah unit terkecil dalam sistem sosial dengan akses dan hubungan antar manusia dan komunikasi adalah sistem operasinya dimana masyarakat secara otomatis berproduksi dan mereproduksi dirinya sendiri sebagai sistem sosial dan komunikasi mengatur memori komunitas.

Media memiliki peranan penting dimasa pandemi ini terutama untuk mendapatkan informasi namun sayangnya di Indonesia informasi yang didapatkan di media belum tentu dipastikan kebenarannya dan masih banyak hoax yang beredar di internet. “ tugas besar kita adalah media baru dan transformasi sosial dan bagaimana dapat membuat media baru yang dapat disebarluaskan dan dapat sukses mendorong media yang lebih baik untuk transformasi kehidupan sosial politik.” 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline