Lihat ke Halaman Asli

Kegelisahan Akan Perpisahan; Part I

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Perpisahan dengan orang yang dibutuhkan dan dicintai akan mendorong munculnya perilaku keterikatan. Kegelisahan yang dimunculkan saat perpisahan bisa dirasakan oleh semua orang, dalam semua usia.

                Rio adalah laki-laki berusia 12 tahun, dia akan merasa sangat tersiksa bila berpisah dengan ibunya. Rio merasa paling berkuasa kepada ibunya dan orang lain tak ada yang boleh menyentuhnya. Saat guru bercerita kepada siswa-siswanya di kelas, Rio malah bermain sendiri, ketika di ajak berbicara Rio justru menodongkan pistol mainannya kepada gurunya dengan mengeluarkan ucapan-ucapan yang kasar.

                Selanjutnya Rio berpaling dan berjalan menuju ke arah ibunya yang beranjak mau pulang, tapi kemudian dia berbalik ke arah anak kecil yang sedang bermain mobil-mobilan dan dia merampasnya. Anak kecil itu berteriak dan menangis sambil berusaha merebut kembali mainannya. Begitu juga Rio, dia berteriak dan menangis. Guru dan ibunya bergegas menuju ke arah Rio dan meminta untuk mengembalikan mainan mobil-mobilan tersebut.

                Karena Rio tidak mau mengembalikan mobil-mobilan tersebut, akhirnya guru Rio memintanya dengan kasar dan mengembalikan ke pemiliknya. Lalu Rio menjatuhkan dirinya di lantai dan menangis sekeras-kerasnya. Ibunya yang melihat kejadian itu hanya cemas dan gelisah, karena hal seperti itu hampir terjadi setiap hari.

                Satu minggu kemudian, saat di sekolah Rio duduk di lantai dengan mambawa pistol mainan dan boneka gajah. Dangan jari-jari tangan kanannya dia memegang mata boneka tersebut dan pada  saat bersamaan dia meletakkan pistol mainannya di lantai.

                Rio mengambil boneka gajah yang berukuran besar dan kecil, lalu membersihkan benda-benda di depannya, dia kemudian memberikan gerakan seakan-akan gajah yang kecil sedang menyusu gajah yang besar. Dia selalu memegang kedua boneka tersebut agar tidak jatuh sambil melihat ibunya dan menata kembali mainannya.

                Setelah beberapa saat, ibu Rio menghampirinya dan bertanya apa permainan yang sedang dia permainkan. “Ini permainan tentang binatang-binatang yang jatuh,” katanya.

                Sang ibu tersenyum dan berkata padanya bahwa dia tidak bisa lama-lama karena harus pergi. Rio memandang ibunya dengan perasaan putus asa dan mata berkaca-kaca, lalu bertanya apakah ibunya bisa menungguinya sebentar lagi. Ibu menjawab tidak bisa lalu menciumnya dan berjalan keluar. Rio memandang ibunya saat berjalan keluar, kemudian menangis. Kemudian mengusap air matanya dengan tangan, kemudian berdiri di atas kursi sambil memandang kepergian ibunya lewat jendela.

                Setelah ibunya tidak terlihat, akhirnya Rio pergi keluar kelas dan bermain bersama teman-temannya.  Bersambung...

               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline