Lihat ke Halaman Asli

PATTERN RECOGNITION (Pengenalan Pola)

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap hari kita dapat melihat banyak benda di sekeliling, mengenali dan kemudian mengidentifikasinya. Manusia mampu mengenali objek yang familiar disekitarnya, itu sebabnya mengapa manusia dapat mengenali sahabat, orang tua, paman, bibi ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal-hal tersebut bisa dilakukan karena manusia memiliki kemampuan yang disebut dengan pengenalan pola. Pengenalan pola adalah komposisi kompleks dari stimulus sensori yang di ketahui seseorang sebagai bagian dari objek. Pola dalam hal ini merujuk pada pengertian suatu komposisi stimulus penginderaan yang kompleks yang dapat dikenali oleh manusia sebagai pengamat sebagai suatu kelompok objek. Rekognisi pola merupakan proses pengenalan kembali terhadap pola yang pernah dikenal. Pengenalan pola dan kemampuan mengenali objek dapat terjadi dengan langsung, tanpa usaha dan biasanya terjadi secara cepat. Kemudian bagaimana hal tersebut bisa terjadi.? Semisal bagaimana seseorang mengenali kalau itu adalah neneknya.? apakah ada semacam template yang unik dalam pikiran kita.? ataukah ada semacam stereotype tertentu tentang seorang nenek .? misalnya bersanggul, memakai sewek, berkacamata, berambut putih dan lain sebagainya.? beberapa peneliti memberikan hipotesisnya mengenai keberadaan sel nenek, yaitu suatu sel yang menyala ketika neuron tersebut menerima sinyal-sinyal visual yang akrab bagi si pengamat. Pengenalan pola melibatkan interaksi rumit antara sensasi, presepsi, memori dan pencarian kognitif yang bertujuan untuk mengenali pola-pola terebut (Solso dkk, 2008).

Pengetahuan seseorang banyak dipengaruhi oleh kemampuan manusia itu sendiri dalam memproses informasi, mengenal wajah, tulisan, bentuk, warna, tekstur, suara, rasa, bau, sentuhan dsb. Dorongan untuk mengenali dan membentuk pola dapat memacu rasa ingin tahu. Namun belum ada satupun algoritma yang dapat menyamai kemampuan tersebut, karena otak manusia sendiri berisi kira-kira 20 miliar sel otak. Walaupun saat ini hal tersebut sudah hampir mendekati. Selain itu otak manusia memiliki struktur yang lebih komplek. Sel-sel yang jumlahnya banyak tersebut saling berhubungan satu sama lain dimana masing-masing sel tersebut mewakili satu karakteristik tersendiri.

Pendekatan dan cara untuk pengenalan pola itu sendiri banyak macamnya. Diantaranya yang paling banyak digunakan sekarang ini yaitu dengan pendekatan sintatik, statistik dan jaringan saraf tiruan. Pendekatan dengan mode sintatik di titik beratkan pada aturan-aturan (rule) yang didefinisikan sebelumnya. Sedangkan statistik menggunakan pendekatan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dari kedua pendekatan ini metode jaringan syaraf tiruan merupakan gabungan dari aturan yang telah ditetapkan dan berdasarkan fakta yang di terima. Ciri khas dari jaringan syaraf tiruan ini mempunyai kemampuan untuk leraning dari data yang digunakan, dan memiliki toleransi yang berbeda untuk setiap data input.

Meskipun secara reflek kita akan mengatakan bahwa dengan menggunakan jaringan saraf tiruan akan didapatkan hasil yang lebih maksimal karena merupakan penggabungan dari dua cara, namun dalam beberapa kasus akan tetap lebih efisien dan cocok dengan menggunakan pendekatan sintatik maupun statistik.

Pendekatan-Pendekatan Dalam Pengenalan Pengenalan Pola Visual

Ada beberapa pendekatan untuk menjelaskan bagaimana proses rekognisi pola visual, antara lain pendekatan teori gestalt, persepektif kanonik, pemrosesan bottom-up dan top-down, teori pencocokan template, teori analisis fitur, dan teori pembentukan prototipe.

Jadi, pengenalan objek visual manusia melibatkan analisis visual terhadap stimuli sebagai input dan juga melibatkan penyimpanan memori jangka panjang. ( )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline