Lingkungan keluarga merupakan lingkungan belajar yang awal bagi anak. Mereka mendapat pelajan-pelajaran dasar mengenai moral, agama, dan perilaku dari orang tuanya. Tapi orang tua juga memahami anak tidak hanya belajar dari lingkungan keluarga saja, melainkan juga lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Seringkali orang tua mengekang anak-anaknya, mereka terlalu hawatir jika anak-anak mereka belajar dari lingkungan masyarakat terlalu banyak ketakutan yang dirasakan orang tua sehingga orang tua takut anaknya terluka.
Ada saat di mana orang tua harus mulai melepaskan genggaman tangan mereka dari anak-anaknya, semakin anak tumbuh dewasa anak juga ingin belajar mandiri tidak terus menerus mengandalkan orang tuanya. Tapi terkadang juga ada orang tua yang tidak tega melepaskan anaknya untuk terjun langsung di lingkungan masyarakat.
Harusnya orang tua yang baik itu menyiapkan anak-anaknya agar nantinya dapat berproses dan belajar dari lingkungan masyarakat, biarkan mereka mengeksplor lingkungan tersebut. Sebagai orang tua tugas kita hanya membimbing dan mengingatkan jika jalan yang ditempuh anak salah.
Untuk menyiapkan anak-anak terjun di lingkungan masyarakat orang tua harus mengajari anak agar berani bicara dan membantunya merangkai kalimat dengan baik,bersemangat,percaya diri, tetapi tidak terlalu berapi-api.
Bantulah kalimat-kalimat mereka jika susunannya kurang tepat, pilihkan kata-kata yang lebih tepat untuk disampaikan dengan menghindarkan kata-kata tajam dan mengandung emosi. Agar nantinya saat di masyarakat anak dapat bertutur kata yang baik dan sopan
Jika nantinya anak ingin belajar dan terjun di organisasi kita sebagai orang tua jangan terlalu mengekang mereka melinkan memberi mereka arahan dan pengetahuan tentang organisasi yang baik dan tidak menyalahi aturan, dengan membisakan mereka berdialog tentang berbagai hal dirumah dan mengajari anak untuk menyampaikan pendapat dengan pilihan kata yang baik dan tanpa emosi.
Bantu pula anak untuk mengatur emosinya, bersemangat dan percaya diri dalam berpendapat, yakin akan kebenaran pendapatnya. Jika mereka mulai terpancing emosi ingatkan agar kembali tenang. Ketika perdebatan berlangsung seru dan tak ada yang mau mengalah kita bisa tengahi dengan membicarakan hal lain atau dengan mengisahkan humor lucu yang bisa mencairkan suasana atau kita bisa menmpung pendapat mereka walaupun terderdapat perbedaan.
Hal ini dilakukan untuk mengajarkan mereka bahwa pentingnya menghargai pendapat orang lain walaupun itu berlawanan dengan pendapat kita. Jika kesempatan seperti ini sering diperoleh anak makan anak akan terbiasa berkomunikasi dengan emosi yang stabil sehingga dapat meningkatkan kemampuan asertif anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H